I Salute You
“thak..slreeep..dug”
Ilbi kembali melakukan kebiasaannya. Yap, tidur dengan kondisi yang tidak
pernah tenang. Kali ini laptopku menjadi korban keganasan tidurnya. Tanpa sadar
Ia membenturkan tangannya Monitor ke arah keyboard dan menghasilkan suara
“TAPP” yang cukup besar. Salah satu momen yang tidak akan pernah terasa lagi
ketika masa Kukerta selesai.
Mendadak teringat olehku seluruh kebiasaan dan
kejadian ketika aku bersama mereka. Terkhusus para cowok, tidur bersama di ruko
yang cukup untuk di tinggali oleh 7 laki-laki dan 3 kendaraan roda dua (motor
dihitung karena mengurangi ruang tidur yang dipakai untuk parkir).
Beralaskan matras, dan bermodal kipas angin. Colokan
yang berserak melintang dan kabel-kabel charger
HP dan laptop yang tersambung didalamnya. Belum lagi barang-barang harian
seperti rokok, asbak, mancis, senter, balsem, buku, HP, laptop, sampah tisu,
semut, laba-laba, sampai ada ular yang berserak dimana-mana ikut meramaikan
kehidupan posko laki-laki.
Tetapi, sejatinya… Home-sweethome.
Kami bebas melakukan apapun keinginan kami disini. Nazir, dengan laptopnya.
ketika Ia selalu mengakhiri hari dengan menonton anime-nya dan diakhiri dengan anime
yang menonton dirinya yang sudah tertidur pulas. Batak yang terkenal dengan
suara yang lantang dan keras kepala rupanya tidak melekat padanya. Ia bersuara
halus dan bertoleransi tinggi, jarang rasanya melihat Nazir meninggikan suara
dan memaksakan kehendak kepada lawan bicaranya.
Arif, yang
selalu menghasilkan bunyi “shrek..shrek..shrek”
dari garukan tangan ke area-terlarang-para-pria (Yap.. Selangkangan). Kebiasaan buruk yang
nampaknya menjadi kesenangan pribadi untuk Arif. Kordes yang sangat cerdas dan
menjadi motor penggerak bagi Tim Kukerta kami. Seseorang yang jarang mengeluh
untuk sesuatu yang bersifat kerjaan, tetapi sangat manja-jokan untuk sesuatu diluar pekerjaan.
Tri, yang mudah
masuk angin dan selalu merubah arah kipas angin ke arah yang berlawanan dari
tempat tidurnya. Bicara langsung ke intinya adalah ciri khas dari Tri. Pernah
ku tanya alasan kenapa dia ga mau nerima tawaran rokok yang aku berikan, dengan
santai dia nge-jawab “yaiyalah.. rokokmu murah” kan langsung ke jantung
sakitnya..
Denny suka sama hal-hal baru. Ia selalu memiliki
koleksi video dari Youtube dengan genre yang berbeda tiap waktu dan Ia suka
menontonnya sebelum tidur. Denny terkesan sangat cuek sama penampilan dan
kebutuhan diri sendiri. kadang Ia memakai celana jeans tanpa perlu Ia gosok terlebih dahulu. Pernah pula ketika hari
mulai hujan lebat dan Bunda mengingatkan Denny untuk mengangkat jemurannya. Dan
dengan santai Denny menjawab “biarin ajalah bu.. lagian kainku juga belum
kering” ya kita semuakan tau kalau menjemur dengan suhu yang cukup panas akan
memperlama keringnya kain jemuran kita. Tapi bukan berarti kita biarin kain
kita di guyur hujan juga kan?
Ilbi dengan kebiasaan tidur sembrono. Ia pernah
menghimpit Denny dan membuat Denny merasa tidur tidak nyaman, seakan-akan Denny
mimpi menyesali dosa-dosa yang Ia buat semasa hidup akibat himpitannya. Bahkan
Ilbi pernah memulai tidur di tengah dan bangun dari sudut ruangan (that’s amazing). Ilbi adalah pribadi
yang tegas. Apabila kita sudah menyepakati suatu hal, Ilbi seakan menjadi
polisi patroli yang mengingatkan kesepakatan tersebut kedepannya. Bukan dengan
perkataan, tetapi dengan contoh perbuatan.
Gunggy Aulia. Kami hampir selalu tidur bersebelahan
dan Bunda selalu memberi kami candaan sebagai layaknya sepasang kekasih. Dan
teman-teman mengikutinya. Sebegitu dekatkah kami? dan Ia hampir memegang predikat tidur yang paling
tenang. Sampai suatu masa saat tengah malam, Ia mengeluarkan wujud aslinya. “hahaha.. mngah blamput.. sermpoi” tawa
yang sempat membuatku merinding sendiri. Ternyata, Ia mengigau. Bahkan malam
selanjutnya Ia mulai dengan marah-marah sambil menunjuk tembok.
Belum lagi momen asam garam yang lain seperti, tidur
terjepit diantara pria yang tidur tanpa baju dengan posisi tangan diatas
kepala. Menghirup aroma kentut serta aroma surga yang keluar dari hembusan
nafas melalui mulut.
Bayangin ni ya.. aku harus tidur dengan posisi
terjepit diantara 2 orang yang tidur tanpa baju dan mereka, meletakkan tangan
mereka ke atas kepala. Ditambah mereka menolehkan kedua kepala mereka ke arahku
, menyemburkan hasil udara yang mereka hirup. Lalu, mereka kentut secara
bergantian pula. Apakah sama rasanya
dengan azab Tuhan apabila tidak melaksanakan shalat 5 waktu? Hanya Tuhan
yang tau..
“tengg..
tengg.. tengg!” ketukan ke pintu ruko dari Bunda pertanda subuh
telah tiba. Semua berkemas
mempersiapkan diri untuk shalat kemesjid. Berganti pakaian dengan yang lebih
layak, kami semua menyegerakan diri berangkat kemesjid.
Semangat pagi coba kembali dibangkitkan.. ditemani
segelas teh buatan Bunda dan sinar matahari pagi kurasa cukup untuk
mengumpulkan niat untuk beraktifitas hari ini. Angin berhembus menyejukkan
udara. Merpati berterbangan, lalu-lalang melintasi teras posko. Duduk
selonjoran menghadap halaman rumah, memandangi sesuatu yang bakal tidak akan ku
lihat lagi dengan situasi yang sama. Halaman rumah berisikan sebatang pohon
matoa yang dikelilingi kursi buatan dan bergantung ayunan pada dahannya.
“Sarapan udah siap!” teriak Nurul yang berjalan dari
dapur sambil memegang sebakul nasi goreng. Wanita ini memiliki kebiasaan
mengomel akan sesuatu yang tidak penting untuk dibahas. Ingin lebih akrab
dengan para cowok tapi selalu punya hambatan sendiri, “takut dimarahi pacar!”.
Sudah bukan rahasia lagi hubungan yang dijalani Arif dan Nurul. Sifat Arif yang
cemburuan menyulitkan Nurul untuk berinteraksi dengan para cowok, sehingga Ia
harus melakukannya dibelakang Arif. Lalu, arif tau dan berujung saling tidak
menyapa untuk beberapa waktu.
Bangkit dari duduk dan segera memasuki rumah..
bertabrakan dengan Aca yang baru saja keluar dari kamarnya. Ya namanya wanita,
tak ada yang mau kalah. Mulai menyalahkanku. Tak terima, ku jitak kepalanya.
Bukannya segera sarapan, Aca mulai memelintirkan cubitan mautnya ke perutku.
Sakit bukan main, ku hanya bisa meminta ampun sambil merintih kepadanya. Sorot
matanya terlihat tajam, seakan menikmati cubitan yang Ia berikan. Gadis bantet
berbibir tipis ini terkenal hyperactive. Berjalan
sambil menarilah.. duduk sambil menghentakkan kaki dengan cepat.. seakan otaknya tidak pernah berfikir dengan
santai. Tipikal sadar diri nampaknya lebih cocok buat Aca. Dari contoh kasus
yang terjadi sebelumnya, Aca cuma menjelaskan sesuatu tanpa membantah tuduhan
yang dilemparkan kepadanya.
Kuambil piring dan sendok.. masih basah menandakan
baru saja dicuci. Tak lupa kulayangkan candaan memuji kerajinan Dina. Ia baru
saja melaksanakan tugas piket mingguannya. “Rajinlah.. aku ga bisa
malas-malasan!” gaya bercanda andalan Dina adalah meninggikan diri. Perkataan
sombong, dipadu dengan gerak tubuh dan ekspresi merendahkan hal-hal tertentu
memang cocok untuknya. Walaupun begitu, aku suka sikap cuek dan otak licik yang
Dina miliki. Ia tipikal orang yang bisa memanfaatkan situasi dan belas kasihan
orang lain. Tertidur ketika jam piket bukannya merasa bersalah, malah merasa
bangga. “Smart-girl… pertahanin..
Din.”
Kami semua sarapan bersama. “sliiing..” bunyi gesekan antara sendok dengan gigi mulai terdengar.
Serentak semua orang melihat ke sumber suara. Ifa terlihat malu dan mulai cengengesan.. wanita kasar bersuara
lembut, Berfikiran polos berhati baik,
seorang yang lemah namun memiliki kegigihan yang kuat. Pernah di awal-awal masa
Kukerta, Ifa ditipu mentah-mentah karena kepolosannya mempercayai botol air
yang dipegang oleh Tri bisa berubah jadi logam. Didekatkannya wajahnya ke
permukaan botol plastik yang sudah tidak ditutup dan.. Gunggy mencengkram botol
yang ada di tangan Tri sekuat tenaga.. Alhasil, Air di dalam botol terdorong
keluar dan membasahi wajah dan pakaiannya. Semua tertawa lepas terbahak-bahak,
kecuali Ifa. Ifa hanya terdiam, mengambil tisu, mencoba mengeringkan wajah dan
pakaiannya. Walau merasa direndahkan, Ifa tetap memaafkan kami dan bersikap
seolah tidak ada apa-apa.
Depi mulai memprotes cara makan ifa yang terkesan
tidak selera makan dan hanya ingin bermain dengan makanan. Walau mereka bersahabat,
depi tidak segan menegur kebiasaan buruk yang Ifa lakukan. Lebih suka berbicara
blak-blakan adalah sifat yang cukup diacungi jempol dapat dikendalikan
dengan bijak.
Seluruh tim saling bercanda tawa selagi menikmati
sarapan mereka dengan lahap. Tak lupa Bunda menghitung kehadiran kami semua,
selalu bertanya adakah dari kami yang belum kebagian. Tak pernah perhitungan,
Bunda selalu mendahului kami daripada kepentingan pribadinya. Selalu
rela melakukan apapun dalam keadaan apapun, mencurahkan seluruh tenaga seakan
Ia tak pernah kehabisan stamina. Kasih sayang yang Bunda berikan membuat aku
merasa bahwa Ia menganggap kami sebagai anak kandungnya. Tentu saja.. aku telah
menganggap Bunda sebagai orang tua sendiri, bukan sekedar orang tua angkat.
Selalu terbayang Bunda kalau sudah bicara soal
kepulangan. Ciri khas bunda yang selalu meminta cium pipi kalau udah pamit
pergi berkegiatan, keceriaan yang terpancar dari raut wajahnya ketika kami
sudah berkumpul menghabiskan waktu bersama, melempar perhatian dengan
membicarakan hal sepele seperti “Nda.. Bunda udah tau kalau yang lagi jalan itu
Nanda. Bunda udah tanda sama cara berjalanmu, nak!”. Semua hal ini hanya
tinggal menjadi kenangan. Mungkin akan kembali terulang, tapi tak memiliki rasa
yang sama.
Menetes air mata Bunda ketika kami sudah mulai
menyinggung soal kepulangan. Bunda kembali merasa kehilangan untuk kedua
kalinya. Setelah terbiasa sendiri di tinggal meninggal dunia oleh Ayah, kini
kami semua pun harus kembali ke kehidupan sebenarnya. Bukan kehidupan di sini
ku anggap palsu, tapi ini layaknya kehidupan bonus dari Allah SWT yang hanya
bisa dinikmati sekali seumur hidup. Tak
ingin rasanya pulang, tak ingin meninggalkan Bunda sendirian dirumah. Tak ingin
kulihat Bunda merasa kesepian.
“Bun.. Nanda janji, kalau kesini lagi Nanda bakal
ngenalin cewek Nanda ke Bunda” begitu janjiku. Bukan untuk pamer, sebagai tanda
bahwa aku akan kembali lagi. Semoga keberadaan kami selama ini bukan hanya
menjadi beban buat Bunda, tetapi juga sebagai salah satu sumber kebahagiaan
dalam hidup Bunda.
Semua bergegas mempersiapkan diri, karena hari ini
kegiatan Loka Karya akan dilaksanakan. Masing-masing tim Kukerta dari berbagai
desa di Kecamatan Bandar Sei Kijang akan berkumpul dan mempresentasikan hasil
kinerja tim kepada seluruh perangkat kecamatan, desa, dosen, dan tim penilaian
dari kampus. Mulai dari kedatangan, program kerja, kinerja, hasil, maupun
kehidupan selama masa Kukerta.
Loka Karya merupakan tanda bahwa masa Kukerta akan
segera berakhir. Maka, berakhir pula kepentingan kami untuk berada di Lubuk
Ogung, desa trans yang berada di
jalan pintas menuju kecamatan langgam. Desa dengan potensi perkebunan sawit ini
pemukimannya berbentuk memanjang
mengikuti arus jalan dan membelakangi kebun-kebun sawit milik warga sekitar.
Sehingga terkadang kami kesulitan untuk melakukan kegiatan maupun berbaur dengan
warga sekitar ketika jumlah kendaraan tidak sebanding dengan jumlah tim Kukerta
kami.
Tidak terlalu sulit untuk berbaur di sini, warga menyambut
baik kehadiran anggota tim disini. Baik
secara berkelompok maupun perorangan, tim tidak pernah mengeluh soal hal ini.
Mereka selalu membawa cerita
menyenangkan dari warga sekitar.
Begitupun aku.. ketika aku mampir ke sekretariat
karang taruna desa, pemuda mengajak kami mengikuti permainan mereka. Tak lupa
mereka membasa-basikan makanan dan rokok yang sengaja mereka beli hanya karena
anak kukerta meluangkan waktu untuk bersama mereka. Tak jarang pula pemuda,
anak SMP, serta anak SD bermain ke posko kami. Baik hanya untuk menghabiskan
waktu ataupun emang ada kepentingan.
Setelah
berpamitan dengan Bunda, kamipun berangkat menuju aula kecamatan. Ku nikmati
pemandangan sekitar.. kulihat kios molen langgananku, warung tempat biasa beli
rokok, sekretariat pemuda, lapangan bola, lapangan voli, SD, dan segala macam
tempat dimana aku pernah menghabiskan masa Kukerta ini.
Sekolah Dasar menjadi perhatian tersendiri olehku,
ingatanku menuju kepada Ando, Jihan, Yuda, Wahyu, Zahra, Dilla, dan yang lain.
Mereka adalah bocah kecil yang suka mampir ke posko. Bukan untuk belajar, tapi
untuk bermain. “Adakah hal baik yang aku
berikan buat mereka? Jadi pribadi seperti apakah mereka 10-15 tahun mendatang?
Mereka harus punya pemikiran maju dan keberanian yang tinggi kelak! Menempuh
pendidikan setinggi-tingginya! Menjadi kebanggan dan contoh untuk orang tua
maupun masyarakat Lubuk Ogung dan dapat merubah desa menjadi lebih baik
kedepannya!!” gumamku dalam hati.
Tibalah kami di aula kecamatan, kulihat kawan-kawan
dari desa lain udah pada ngumpul. Acarapun dimulai, “Selanjutnya.. Presentasi
dari desa Lubuk Ogung. Kepada Tim Kukerta Lubuk Ogung, di persilahkan”
satu-persatu anggota tim bergerak maju ke panggung presentasi. Arif berperan
sebagai Presentator, harus bisa
menerangkan isi slide kepada seluruh
tamu undangan. Kulihat Kepercayaan dirinya sangat kuat kali ini. Kaya ada yang
memberi semangat padanya.
Kuyakin.. semangat yang timbul adalah hasil kegiatan-kegiatan
yang selalu membuat Tim selalu harus bekerja keras dan berdampak pada solidnya
tali kekeluargaan, Dukungan dari anggota yang tidak pernah meninggalkan Arif
menghadapi masalah sendirian. Karena kami keluarga.. keluarga tidak pernah meninggalkan
anggota keluarganya sendirian.
Presentasi berakhir.. juga pertanda bahwa semua tugas
Kukerta telah selesai di kerjakan. “All missions is completed”. Acara usai, dan
kami semua pulang menuju posko..
Hei nggik,
ca, dep, den, zir, din, rip, rul, tri, fa, bi..
tugas kita
semua di sini udah selesai. Yok kita pulang.. pulang dengan meninggalkan
jejak..
jejak buat
desa.. kita udah ngelakuin yang terbaik, kita udah berusaha semaksimal mungkin,
kita udah ngeluarin seluruh stamina kita. Aku yakin, pasti ada sesuatu yang
membekas disini, walaupun tak banyak.
Jejak buat
kita.. dari segala macam makna Kukerta, aku tetap menyukai bagian “ajang menemukan keluarga tanpa ikatan
darah” hasil pertemuan yang dipilih secara acak oleh lppm yang tidak buruk.
Disatukan dengan cewek-cewek berhijab.. sedikit banyak menjadi pelajaran untuk
lebih menjaga diri dari dosa, Tapi tetap di Imbangi dengan cewek yang “gitulah
pokoknya” cowok kan wajar aja suka ngeliat cewek, yakan?.. dari cowok-cowok
yang ada, 3 pendosa kelas ringan 4 pendosa kelas berat. (Semoga kita semua para
cowok dapat berubah menjadi calon imam keluarga yang baik kedepannya,
mengurangi kegiatan yang bersifat mubazir dan dosa). Kukira masa Kukerta aku
bakal suram, tetapi fikiran seperti itu tidak bertahan lama. Kulihat cara kita
menghabiskan waktu, membahas sesuatu, saling berpendapat, berargumen, bercanda,
berselisih, berkelahi, merupakan hal
yang menarik dan hal yang wajib di syukuri. Makasih buat semua pelajaran yang
kalian berikan.. bagaimana untuk bisa lebih memahami sifat dan sikap kalian,
bagaimana cara menyikapi sesuatu, bagaimana cara menyatukan 12 ide menjadi 1
ide yang cemerlang, bagaimana cara menyayangi satu sama lain dengan cara kalian
masing-masing. Makasih buat kesan keseharian bersama kalian, berkelompok
ataupun individu. Walau banyak hal yang sudah kita lewati bersama, tapi masih
satu hal ringan yang belum pernah kita laluin bersama, “berbincang, duduk rame-rame dari matahari terbenam, hingga terbit
fajar” mulai berbicara hal ringan hingga mulai membahas hal berat dan lebih
internal.
Aku minta
maaf kalau ada perbuatan dan perkataan aku menyinggung perasaan kalian. Aku
juga gak pengen itu terjadi.
Semoga tidak
ada dari kita yang hidup dalam kesengsaraan, dijauhkan dari adzab dunia maupun
akhirat, serta sukses mencapai cita masing-masing.
Friends, I salute
you all. It’s been an honour to be part of this team, it’s been a gift to
be part of your life