Rabu, 23 Maret 2016

Jurnal Fisiologi Tumbuhan

EFEKTIFITAS KONSENTRASI KMnO4 TERHADAP KECEPATAN DIFUSI MOLEKUL DAN PENGARUH KONSENTRASI GLUKOSA TERHADAP BESAR TEKANAN OSMOTIK CAIRAN SEL Rhoe discolor

                                                        Depimei Nita Mahedra 
E-mail:depimeinitam @gmail.com, phone: +6285364371550
FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

Abstrak: This study was conducted to determine how the process of diffusion of water molecules in solvents KMnO4 and measure the osmotic pressure of the fluid under the leaf epidermis cells Rhoe discolor in a glucose solution with different concentrations in different concentrations of glucose solution were carried out on Saturday October 31, 2015. The object of research is compound KMnO4 and plants Rhoe discolor. This study used an experimental method. The first data regarding the diffusion experiment is obtained by measuring the diameter distribution of KMnO4 in distilled water in a time interval t. While the second data measuring osmotic pressure of cell fluid by doing a comparison of three variables: the control variable (0% glucose), variable manipulation (0.2; 0.22; 0.24; 0.26; 0.28; 0.30% glucose ) and the response variable (the number of epidermal cells Rhoe discolor seen, the number of epidermal cells Rhoe discolor the terplasmolisis, the amount of the percentage of epidermal cells Rhoe discolor the terplasmolisis, the concentration of glucose solution which causes 50% of epidermal cells Rhoe discolor terplasmolisis and osmotic pressure). The data obtained are presented in table form and in the descriptive analysis. Results of the research data shows the distribution of molecular KMnO4 become increasingly longer distances due to the growing spread until finally stopped after reaching equilibrium, with a diameter of 7.5 cm. As for the cell osmotic fluid found that the glucose solution of 0.26 M percentage of leaf cells berplasmolisis ± 50% is 53.24% with the number of cells that berplasmolisis 148 cells of 278 cells. Osmotic pressure obtained was 6.46 atm.

Keywords: Diffusion, diameter, Osmosis, KMnO4, Solution Concentration Glucose
                                                                                                                                               



PENDAHULUAN
Molekul air dan zat terlarut yang berada dalam sel selalu bergerak. Oleh karena itu terjadi perpindahan terus-menerus dari molekul air, dari satu bagian ke bagian yang lain. Perpindahan molekul-molekul itu dapat ditinjau dari dua sudut. Pertama dari sudut sumber dan dari sudut tujuan. Dari sudut sumber dikatakan bahwa terdapat suatu tekanan yang menyebabkan molekul-molekul menyebar ke seluruh jaringan. Tekanan ini disebut dengan tekanan difusi. Dari sudut tujuan dapat dikatakan bahwa ada sesuatu kekurangan (deficit akan molekul-molekul). Hal ini dibandingkan dengan istilah daerah surplus molekul dan minus molekul. Ini bararti bahwa di sumber itu ada tekanan difusi positif dan ditinjau adanya tekanan difusi negatif. Istilah tekanan difusi negatif dapat ditukar dengan kekurangan tekanan difusi atau deficit tekanan difusi yang disingkat dengan DTD. (Bidwell, 1979)
Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Baik gas, zat cair dan zat padat, molekul-molekulnya ada kecenderungan untuk menyebar ke segala arah sampai dimana-mana terdapat suatu konsentrasi yang sama. Dari ketiga macam zat tersebut, maka gaslah yang paling mudah berdifusi. Sedangkan osmosis adalah difusi air melalui selaput yang permeabel secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ketempat berkonsentrasi rendah. Pertukaran air antara sel dan lingkungan adalah suatu faktor yang sangat penting sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu osmosis (Salisbury,1995). Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, dibawah kondisi yang sama. Energi bebas suatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia.potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang potensial kimianya lebih kecil (Sasmitamihardja, 1996).
Jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi, sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel tumbuhan lemah. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis, tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran. Plasmolisis dibedakan menjadi 2 tingkatan yaitu plasmolisis sempurna dan plasmolisis insipien. Plasmolisis insipien adalah bila 50% jumlah sel dalam suatu jaringan mengalami plasmolisis. Keadaan ini dapat dikembalikan dengan meletakkan jaringan pada larutan yang hipotonis. Bila plasmolisis terus berlanjut, cairan dalam sel akan tertarik keluar. Keadaan ini menyebabkan tekanan turgor menurun, akibatnya seluruh protoplasma keluar dan sel tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula. Peristiwa ini yang disebut sebagai plasmolisis sempurna. Jika konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis diketahui, maka tekanan osmosis sel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4 x M x T
              273
Dengan :
TO   = Tekanan Osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T      = Temperatur mutlak (273 + t°C)          
(Firdaus dkk, 2010)


Dari uraian diatas, dapat dirumuskan masalah yakni “Bagaimana proses difusi molekul KMnO4 di dalam pelarut air dan bagaimana tekanan osmotic cairan sel epidermis bawah daun Rhoediscolor dalam larutan glukosa?”. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana proses difusi molekul KMnO4 dalam pelarut air dan mengukur tekanan osmotic cairan sel epidermis bawah daun Rhoediscolor dalam larutan glukosa dengan konsentrasi yang berbeda. Manfaat dari penelitian ini yaitu mahasiswa mengetahui bagaimana proses difusi molekul dan mengetahui seberapa besar tekanan osmotic cairan sel epidermis bawah Rhoediscolor dalam larutan glukosa.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Jl. Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam Pekanbaru pada 31 Oktober 2015. Objek penelitian adalah senyawa KMnO4 dan tanaman Rhoe discolor. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Data yang diperoleh di sajikan dalam bentuk tabel dan diagram di analisis secara deskriptif. Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian difusi adalah cawan petri, kristal KMnO4, akuades, sendok. Sedangkan untuk penelitian tekanan osmotik adalah cawan petri, mikroskop, gelas ukur, pipet tetes, jarum oshe, kaca objek, kaca penutup pisau silet, daun Rhoe discolor, larutan glukosa dan akuades.
Cara Kerja Difusi Molekul
  1. Tuangkan air sebanyak 15 ml ke dalam cawan petri, lalu letakkan di tempat datar yang dialasi dengan kertas putih
  2. Masukkan Kristal KMnO4 kedalam air di cawan tadi, lalu ukur diameter sebaran air setelah selang waktu tertentu
  3. Ulangi kegiatan tersebut beberapa kali, lalu hitung rata-rata kecepatan difusinya
  4. Perhatikan apakah kecepatan di selang waktu mula-mula sama dengan berikutnya sampai percobaan dihentikan. Mengapa demikian?

Cara Kerja Tekanan Osmotik Cairan Sel
  1. Disiapkan larutan glukosa dengan konsentrasi 0,20 M, 0,22 M, 0,24 M, 0,26 M, 0,28 M, 0,30 M masing masing dengan 20 ml dalam cawan petri
  2. Disayat epidermis bawah daun Rhoe discolor dan direndam dalam aquades
  3. Tiga sayatan epidermis bawah daun Rhoe discolor dimasukkan kedalam cawan petri yang telah berisi larutan sesuai dengan konsentrasi yang telah ditetapkan


HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Difusi Molekul

Tabel 1. Tabel diameter sebaran KMnO4 dalam air dengan taraf dosis yang berbeda

Waktu (menit)
Diameter (cm)
I
4,5
5
II
4
5
III
5









Berdasarkan pengamatan, KMnO4 yang ditetesi kedalam cawan petri yang berisi air  langsung mulai menyebar secara perlahan sampai terjadi titik kesetimbangan yaitu hingga molekul KMnO4 tidak berdifusi lagi. Kesetimbangan ini disebut dengan kesetimbangan dinamik, yaitu molekul pewarna dan kristal KMnO4 yang melintasi membrane dalam satu arah jumlahnya sebanyak molekul pewarna yang melintasi membrane dalam arah yang berlawanan setiap detik (Campbell, 2002 : 147). Pada perlakuan I diperoleh hasil yaitu waktu yang dibutuhkan molekul KMnO4 untuk berdifusi yaitu 10 menit dengan diamter yang terbetuk yaitu 7.5 cm. Perlakuan II diperoleh hasil yaitu waktu yang dibutuhkan molekul KMnO4 untuk berdifusi yaitu 7 menit dengan diameter yang terbentuk yaitu 6 cm. Perlakuan III diperoleh hasil yaitu waktu yang dibutuhkan molekul KMnO4 untuk berdifusi yaitu 5 menit dengan diameter yang terbentuk 5 cm.
Hasil pengamatan yang diperoleh bahwa perlakuan I adalah perlakuan yang membutuhkan waktu paling lama untuk berdifusi dan menunjukkan diameter yang terbentuk paling besar. Hal ini dikarenakan konsentrasi molekul pada perlakuan I lebih besar dibandingkan perlakuan II dan perlakuan III sehingga proses difusi berlangsung lebih lambat. Beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu, berat molekul, kelarutan dalam medium, beda potensial kimia, perbedaan konsentrasi, jarak tempat berlangsungnya difusi, area tempat berlangsungnya difusi, struktur tempat berlangsungnya difusi, ukuran dan tipe molekul yang berdifusi, ketebalan membrane dan suhu. Oleh karena itu, sebaran molekul KMnO4 menjadi semakin lama dikarenakan semakin besarnya jarak penyebarannya hingga akhirnya berhenti setelah mencapai kesetimbangan.

B.       Tekanan Osmotik Cairan Sel

Tabel 2. Tabel tekanan osmotik cairan sel epidermis daun Rhoe discolor

Sel dalam keadaan biasa
Sel dalam keadaan plasmolisis
Persentase plasmolisis (%)

0
70
-
0%
0,20
396
97
24%
0,22
120
45
26%
0,24
107
70
41%
0,26
16
7
43%
0,28
77
49
63%
0,30
28
20
71%

Konsentrasi saat terjadi plasmolisis insipen    : 0,28 M
Temperatur ruangan                  :
30oC + 273 = 303 oK
Perhitungan Potensial Osmosis :


Sel yang dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah gerak air ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel (Tjitrosomo,1987). Ali dan Bhattacharya (1980) dalam Malyan 2013 menyatakan bahwa perendaman dapat menyebabkan perubahan-perubahan enzimatis dalam gula dan komposisi asam amino beras sehingga kandungan nutrisinya berubah.
Sel Rhoe discolor dalam keadaan normal menunjukkan bagian-bagian sel berbentuk rongga segi enam dengan sitoplasma berwarn ungu memenuhi dinding sel. Hasil pengamatan dengan mikroskop sangat terlihat jelas sel-sel yang mengalami plasmolisis dan yang tidak mengalami plasmolisis. Sel yang mengalami plasmolisis umumnya berwarna putih atau bening, sedangkan sel  yang tidak mengalami plasmolisis masih berwarna ungu atau merah muda. Pada praktikum ini, sel tumbuhan yang digunakan adalah sel epidermis bawah daun Rhoeo discolor, sedangkan konsentrasi larutan glukosa yang digunakan adalah  0,2 M; 0,22 M; 0,24 M; 0,26 M; 0,28 M dan 0,30 M. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury, 1995).
Pada hasil pengamatan seharusnya tingkat konsentrasi larutan glukosa sebanding dengan persentase plasmolisis sel. Akan tetapi, pada pengamatan yang telah dilakuakan diperoleh hasil bahwa persentase sel yang berplasmolisis pada konsentrasi 0,24 M lebih tinggi dari pada konsentrasi 0,28 M. Hal ini dapat terjadi dikarenakan ketidaktelitiannya peneliti dalam melakukan percobaan. Kesalahan dalam penyayatan penampang daun Rhoe discolor  merupakan salah satu penyebab terjadinya kesalahan data. Secara keseluruhan, larutan glukosa dengan konsentrasi yang semakin tinggi menyebabkan persentase sel yang berplasmolisis semakin besar.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa pada larutan glukosa 0,28 M persentase sel daun berplasmolisis ±50 % yaitu 63 % dengan jumlah sel yang berplasmolisis 49 sel dari 77 sel. Maka keadaan sel daun ini dapat dikatakan potensial osmotic larutan sama dengan potensial osmotic cairan sel (kondisi diluar sama dengan didalam sel). Menurut Salisbury dan Ross (1992), larutan yang di dalamnya terdapat sekumpulan sel dimana 50% berplasmolisis dan 50% tidak berplasmolisis disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis ini terjadi apabila sel berada dalam keadaan tanpa tekanan.

KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa difusi yang terjadi pada KMnO4 akan berhenti jika terjadi kesetimbangan dengan diameter penyebaran difusi yaitu 7,5 cm dalam selang waktu 10 menit. Difusi pada KMnO4 terjadi dengan adanya penyebaran molekul pada air yang terdapat dalam cawan petri sehingga terjadi kesetimbangan. Sel daun Rhoe discolor yang dimasukkan kedalam larutan glukosa akan mengalami plasmolisis (sel mengkerut), plasmolisis terjadi karena larutan glukosa berdifusi melalui benang- benang protoplasma yang memiliki diameter lubang yang lebih besar. Semakin tinggi konsentrasi larutan glukosa maka semakin tinggi persentase sel yang berplasmolisis.
Dan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapat bahwa pada larutan glukosa 0,28 M persentase sel daun berplasmolisis  ±50% yaitu 63% dengan jumlah sel yang berplasmolisis 49 sel dari 77 sel. Maka keadaan sel daun ini dapat dikatakan potensial osmotic larutan sama dengan potensial osmotic cairan sel (kondisi diluar sama dengan didalam sel).

DARTAR PUSTAKA
Bidwell. R.G.S.1979. Plant Physiology edition 2. Macmillion Publishing. Co : New York
Campbell, Neil A, Jane B Reece, dan Lawrence G Mitchel. 2004. Biologi Edisi ke 5 jilid II. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Firdaus, Sri Wulandari, dan Yusnida Bey. 2010. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Malyan Afri Arlita, Sri Waluyo, Warji. 2013. Effect of Temperature and Concentration on the Absorption of Sugar Solution in Bengkuang (Pachyrrhizus Erosus). Jurnal Teknik Pertanian Lampung 2 (1): 85-94. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Lampung.
Sasmitamihardja, Dardjat, dan Arbayah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi .ITB : Bandung.
Salisbury, B. Frank dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB: Bandung.
Tjitrosomo.1987. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa, Bandung.





Jumat, 18 Maret 2016

HIJRAH


           Kenapa berubah?
           Itu kalimat - kalimat pertanyaan yang selalu terlontar untukku. 
Pertanyaan yang membuatku semakin mantab untuk melanjutkan hijrahk hingga saat ini. Ketika mereka bertanya "kenapa berubah?" aku hanya menjawab "aku ingin menjadi lebih baik dimata Tuhanku". Perjalanan yang awalnya terasa menyesakkan karena harus membentengi dan membangun imanku yang selama ini jauh dari-Nya. Menjadi yang lebih baik itu memang sulit, banyak yang harus dijaga, banyak yang harus dikorbankan, dan banyak yang harus bersabar. 

          Hari demi hari aku melewati hijrahku, menahan hawa nafsu, godaan lingkungan dan cemoohan dari orang orang yang ntah apa maksudnya, aku tak perdulikan itu, karena inilah aku yang sekarang aku seorang muslimah yang berusaha menjadi lebik baik dihadapan Tuhanku. Bukan berarti aku mengabaikan agar terlihat baik di mata manusia, tapi itulah manusia dia mempunyai penilaiannya sendiri terhadap orang lain.

         Pernah tidak terlintas difikiranmu "aku sedang berada dijalan yang salah, aku ingin berubah tapi aku belum siap untuk berpakaian syar'i seperti seperti mereka, sedang akhalakmu belumlah terlalu baik"
   Shaliha, ini bukan masalah siap atau tidaknya kita berpakaian syar'i layaknya muslimah, tapi berpakaian syar'i adalah kewajiban seorang muslimah untuk menutup auratnya sebagai mana mestinya dijelaskan dalam Al-Qur'an. Berpakaian syar'i akan menjaga auratmu dari pandangan orang orang yang bukan mahrammu. 

        Berbicara tentang pakaian syar'i terkadang banyak wanita muslimah yang enggan berpakaian sya'i karena mereka beranggapan berpakaian syar'i itu susah, repot dan panas. MasyaAllah. Coba kita fikirkan shaliha itu hanya panas dunia, apa kamu ingin panas neraka menyentuh kulitmu yang tak pernah tertutup dari mata mata yang tak layak memandangnya. Karena sesuhngguhnya wanita yang nenutup auratnya bukanlah karena mereka tidak gaul, tidak modis dan tidak mengikuti trand, tapi wanita yang menutup auratnya adalah wanita yang taat akan perintah Allah. 

"Jika kamu sudah mengetahui yang benar itu adalah henar yang salah itu adalah salah setelah datang kepadamu ilmu dari agama islam, dan kamu tetap menjalankan kesalahan itu maka Allah akan pergi darimu" 

        Dalam kutiapan arti ayat tersebut dapat kita maknai. Jika kita tak ingin Allah meniggalkan kita, maka taatilah perintahnya yang dia sampaikan melaui ajaran islamm, karena kita tanpa Allah tidaklah ada apa apanya, kita hanya makhluk yang lemah. Dia yang Maha Kuasa atas segala zat yang ada di alam semesta ini.

       Tak ada kata terlambat untuk hijrah shaliha, jangan sampai kain kafanlah yang nantinya menutup auratmu, semua manusia belajar dari kesalahannyađź‘‘đź‘‘đź‘‘
Lets go to HIJRAH 





Kamis, 10 Maret 2016

ONCE A YEAR



   Asslammualaikumwarahmatullahiwabarakatu.......
     Pernah gk kaliah hampir 4 tahun sahabatan? 
yap kami sudah cukup mengenal hampir 4 thun lamanya. Depi, Dea dan Nia, Uty atau biasa kami punya panggilan khusus Ani, Ana dan Nia hahahaha sebenarnya persahabatan ini dimulai saat kami duduk di bangku SMA, berawal dari aku dan Dea dan seiring berjalannya wakktu aku dan Dea bertemu dengan Nia dan Uty. Nia adalah adik seorang guru di SMA tampat aku, Dea, Nia dan Uty bersekolah.
    3 tahun masa SMA sudah berlalu, aku, Dea dan Nia akhirnya masuk di perguruan tinggi yang telah kami pillih. hanya Uty yang satu perguruan tinggi denganku, tapi itupun berbada jurusan. Awal masuk perguruan tinggi kami masih sempat berkomunikasi karena tuntutan perkuliahan yang belum terlalu sibuk, semakin kedepan tutuntutan perkuliahan semakin menuntut kami untuk bisa fokus pada peruliahan dan kegitan perkuliahan yang ada di kampus masing - masing.

    Saat itu aku hanya bisa melihat mereka dari beberapa foto profil akun sosial yang mereka miliki, rindu? iyaa, sedih? iya, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, kami yang dulu hampir setiap hari menghabiskan waktu bersama, namun setelah masuk perkuliahan kita mulai sibuk dengan teman dan lingkungan baru, banyak yang ingin diungkapkan tapi tak punya cukup waktu untuk bercerita panjang lebar tentang apa yang aku rasakan selama kami tidak bertemu dan sibuk akan aktifitas masing - masing. Sesekali hanya saling bertukar kabar melalui akun BBM (happening pada masanya), sedang apa? bagaimana keadaannya? yaa hanya sebatas kabar. Padahal banyak hal yang ingin aku ceritakan :') but not have a long time :')

    SAHABAT satu kata yang mungkin mudah diucapkan tapi sulit sebenarnya dalam penerapan, why? persahabatan itu tidaklah mudah, mencari teman itu mudah dan kamu bisa berteman dengan siapa saja yang kamu suka, tapi satu hal yang sangat sulit dicari yaitu SAHABAT. Apa yang kamu fikirkan tentang sahabat? orang  yang selalu ada? orang yang selalu membantumu? orang yang ada saat kamu senang/ sedih? 
        
     Yaaaa bagiku sahabat adalah orang tidak harus selalu ada setiap saat tapi sahabat adalah orang yang mengerti keadaanmu dan mengerti bagaimana dirimu sebenarnya ({})

My Best

       Sekian lama tidak bertemu dan menghabiskan waktu bersama akhirnya sampailah di satu waktu dimana kami bisa berbagi cerita, harapan dan tentunya cerita tentang meraih masa depan. Pertemuan yang singkat tapi bagiku cukup mengobati rasa rindu bersama mereka yang bisa dikatakan jauh terpisahkan oleh waktu dan tampat hahahaha it's so sad, rigth :') 

       Untuk berkumpul bersama kami harus menunggu waktu yang benar-benar tepat dan kadang kala harus mengorbankan kesibukan untuk mengatur perjalan liburan 1 hari bersama walaupun tidak lama dan tidak terlalu jauh tapi ini cukup memberiku kesempatan untuk bisa menghabiskan waktu 1 hari bersama kalian. "ONCE A YEAR" satu tahun sekali"mungkin kaliamat ini yang dapat menggambarkan setiap pertemuan kita.

      Meskipun tak banyak waktu yang kami punya untuk bersama, tapi percayalah insyaallah kami adalah orang-orang yang akan selalu mengerti satu sama lain. Apa yang kalian rasakan aku juga rasakan. 

Tegurlah aku jika aku mulai sombong
Tegurlah aku jika aku salah melangkah
Tegurlah setiap kekurangan dan kekhilafanku
karena aku masih butuh teman sekaligus sahabat sepertimu yang akan selalu mengingatkanku saat aku salah melangkah, manusia tidak ada yang sempurna tapi manusia bisa saling melengkapi

"Persahabatan kita insyaallah menuju syurga"












     

Lubuk Ogung Punya Cerita

I Salute You by. Nanda  “thak..slreeep..dug” Ilbi kembali melakukan kebiasaannya. Yap, tidur dengan kondisi yang tidak pernah t...